A.
PENGERTIAN
- Pengertian Hujan
Hujan
merupakan salah satu fenomena alam yang ada di Bumi selain beragam fenomena
alam yang menakjubkan lainnya di dunia. Sebagai salah satu fenomena alam yang
ada di Bumi, hujan ini mempunyai banyak sekali jenis. Secara garis besar
pembedaan jenis- jenis hujan ini didasarkan pada dua hal, yakni berdasarkan
proses terjadinya dan berdasarkan bentuknya.
a. Jenis hujan apabila
dilihat dari proses terjadinya maka dibagi menjadi hujan- hujan sebagai
berikut:
1) Hujan orografis
2) Hujan frontal
3) Hujan muson
4) Hujan zenithal
5) Hujan buatan
6) Hujan siklonal
b. Sementara itu jenis
hujan apabila dilihat dari bentuknya maka dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
7) Hujan es
8) Hujan salju
9) Hujan asam
10) Hujan rintik- rintik,
dll.
Itulah
beberapa jenis hujan yang dapat kita ketahui bersama. Pada kesempatan kali ini
kita akan membahas mengenai satu jenis hujan yang telah disebutkan di atas.
Jenis hujan yang akan kita bahas adalah Hujan Asam,
- Pengertian Hujan Asam
Sebelum
kita membicarakan lebih lanjut mengenai hujan asam, perlu kita ketahui terlebih
dahulu mengenai pengertian hujan asam ini. Dari pengertian kemudian kita akan
membahas lebih lanjut mengenai yang lainnya. Hujan asam sebagai salah satu
jenis hujan apabila dilihat dari bentuknya. Hujan asam mempunyai pengertian
sebagai segala bentuk hujan yang memiliki tingkat keasaman atau pH dibawah
normal, yakni dibawah 5,6. Secara umum, hujan yang turun di wilayah Indonesia
memiliki pH normal sekitar 6. Dan hujan asam ini mempunyai kandungan pH di
bawah kadar normal tersebut. Asamnya hujan ini dikarenakan adanya kandungan
karbondioksida atau CO₂ yang larut dengan air hujan tersebut dan memiliki
bentuk sebagai asam lemah.
B.
Karakteristik Hujan
Asam
Seperti
jenis hujan lainnya, hujan asam ini juga mempunyai karakteristik khusus yang
akan menjadi ciri khasnya dan membedakannya dengan jenis hujan yang lainnya.
Karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hujan asam ini hanya dapat
kita temukan di hujan asam saja dan tidak di hujan yang lainnya. Beberapa ciri
atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki pH dibawah
kadar normal, yakni dibawah 5,7
2. Terjadi karena adanya
peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam polusi udara.
3. Awal terjadinya
karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida
yang ada di atmosfer
4. Meningkatkan
seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
5. Membuat kulit menjadi
gatal- gatal dan memerah
6. Beresiko menyebabkan
pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh yang rendah
Itulah
beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam. Karakteristik
yang disebutkan di atas hanyalah sedikit karena merupakan karakteristik yang
dimiliki oleh hujan asam semata dan tidak dimiliki oleh hujan lain. Sedangkan
karaktersitik yang lainnya, yakni yang meliputi warna dan juga rasa, hujan asam
ini tidak ada bedanya dengan hujan yang lainnya. Sehingga kita akan mengetahui
terjadinya hujan asam ini dari kandungan yang dimiliki oleh hujan asam tersebut
dan juga dampak yang mugkin ditimbulkan dari hujan asam tersebut.
C. Penyebab Terjadinya
Hujan Asam
Setelah
kita mengetahui karakteristik dari hujan asam, selanjutnya kita akan meneruskan
tahap perkenalan pada hujan asam ini, yakni membahas mengenai penyebab terjadinya
hujan asam. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hujan secara umum
disebabkan karena banyak hal. Dan hujan asam ini juga terjadinya disebabkan
oleh beberapa hal atau beberapa sebab. Sebab- sebab yang mendatangkan
terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:
- Karbondioksida atau CO₂ dan karbon monoksida atau CO. Karbondioksida dan karbon monoksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran yang bertemu dengan uap air atau H₂O. kedua gas ini apabila bertemu akan membentuk asam karbonat atau H2CO3 yang termasuk ke dalam kategori asam lemah.
- Hidrogen sulfida atau H2S, sukfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan uap air atau H2O akan membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang meurapakan kategori asam yang kuat.
Itulah
penyebab terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab tersebut
dapat ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun fenomena
alam. Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat menimbulkan
terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan gunung berapi kebakaran
hutan, peleburan logam, aktivitas pabrik, dan pembangkit listrik.
Pada
dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan
nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi
sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami,
misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan
50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF,
peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara
0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang
tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida
belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat.
Oksida
nitrogen, atau NOx, dan sulfur dioksida, atau SO2, adalah dua sumber utama
hujan asam. Sulfur dioksida, yang merupakan gas tidak berwarna, dilepaskan
sebagai produk oleh-ketika bahan bakar fosil yang mengandung belerang yang
terbakar. Gas ini dihasilkan karena berbagai proses industri, seperti
pengolahan minyak mentah, pabrik utilitas, dan besi dan pabrik
baja. berarti alam dan bencana juga dapat mengakibatkan belerang dioksida
yang dilepaskan ke atmosfer, seperti vegetasi membusuk, plankton, semprot laut,
dan gunung berapi, yang semuanya memancarkan sekitar 10% belerang
dioksida. Secara keseluruhan, pembakaran industri bertanggung jawab atas
69,4% emisi sulfur dioksida ke atmosfer, dan transportasi kendaraan bertanggung
jawab atas sekitar 3,7% (Anonim , 2009).
NOx
juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa organik yang
mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di
dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimia-fisika
dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan
pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut.
Hujan
asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau
sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau
partikel lainnya.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh National Atmospheric Deposition
Program di Amerika, menunjukkan bahwa pada Tahun 2004 terjadi hujan asam
yang diperkirakan disebabkan oleh pembangkit listrik di New Jersey atau
Michigan.
Selain
fenomena alam maupun beragam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan hujan
asam, kita juga perlu mengetahui tenang apa saja gas- gas yang terlibat dalam
proses terjadinya hujan asam ini. Beberapa gas yang terlihat dalam proses
terjadinya hujan asam ini antara lain adalah:
- Karbondioksida atau CO₂. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran. Hal- hal yang dapat menyebakan karbondioksida ini antara lain adalah pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
- Karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas yang diperoleh dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya karbondioksida, karbon monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa aktivitas sebagai berikut:, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya
- Uap air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanasi oleh sinar matahari.
- Hidrogen sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran atau pemanasan belerang.
- Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran belerang pula, seperti halnya hidrogen sulfida.
Itulah
beberapa gas yang terlibat dalam pembuatan atau terjadinya hujan asam. Ujan
asam ini terjadi setelah beberapa gas tersebut akan menghasilkan hujan asam
ketika sudah bertemu antara uap air, sebagai contoh karbondioksida dan
karbondioksida dengan uap air, serta
hidrogen sulfida dan sulfur dioksida dengan uap air.
D. Proses Terjadinya
Hujan Asam
Seperti
halnya hujan pada umumnya yang terbentuk karena melalui beberapa tahapan atau
proses terjadinya hujan, hujan asam pun juga demikian. Tahapan- tahapan yang
akan dilalui dalam proses terjadinya hujan asam ini setidaknya ada enam
tahapan. Tahapan- tahapan tersebut akan disajikan secara urut dan disebut
dengan kronologis. Berikut ini akan dipaparkan mengenai tahapan- tahapan
terjadinya hujan asam ini secara urutm yakni:
- Di Bumi terdapat beragam aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas manusia yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.
- Kemudian di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air yang banyak.
- Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas- gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida dan karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida dengan uap air.
- Adanya pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini akan menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.
- Kemudian kandungan yang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.
- Ketika sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air. Titik- titik air inilah yeng menjadi hujan. Hujan inilah yang yang dinamakan sebgai hujan asam
Itulah
kronologi atau tahapan proses terjadinya hujan asam. Tahapan- tahapan yang
telah disebutkan di atas disajikan secaraa urut sehingga membentuk suatu
kronologi. Untuk mengetaui lebih jelas dan lebih mendetail mengenai proses
terjadinya hujan asam, disamping adalah visualisasi dari proses trejadinya
hujan asam ini. Dalam gambar tersebut tampak asap yang diphasilkan sisa
pembakan pabrik yang keluar dari cerobong asap menuju ke arah atas udara.
Kemudian bercampur dengan uap air, yang pada akhirnya menghasikan hujan. Hujan
ini turun di tempat yang jauh dari sumbernya karena telah terbawa oleh angin.
E. Reaksi
Deposisi
asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada di
atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau,
hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju,
atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin. Asam-asam
tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia
(anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi
dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat
menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer
dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi
yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana
seperti dibawah ini.
1. Pembentukan Asam
Sulfat (H2SO4)
Gas
SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi
photokatalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya.
SO2 +
OH → HSO3
HSO3 +
O2 → HO2 +
SO3
SO3 +
H2O →
H2SO4
Selanjutnya
apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida (NO) maka radikan hidroperoksil (HO2)
yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO
+ HO2 → NO2 +
OH
Pada
reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO
diudara, maka reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin
banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
2. Pembentukan Asam
Nitrat (HNO3)
Pada
siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida dengan
radikal hidroksil.
NO2 +
OH → HNO3
Sedangkan
pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 +
O3 → NO3 +
O2
NO2 +
NO3 → N2O5
N2O5 +
H2O → HNO3
Didaerah
peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada tanahnya mengingat
kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea.
Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang
terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain
amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan membentuk ammonia hingga
memungkinkan penetralan asam yang ada di udara.
HNO3 sangat
asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam keras dan
reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh sebab itu,
presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun (Manahan, 1994 dalam
Rahmawaty, 2002).
3. Pembentukan Asam
Chlorida (HCl)
Asam
klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya
melibatkanChloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC
+ hv(UV) → Cl* + produk
CFC
+ O* → ClO + produk
O*
+ ClO → Cl* + O2
Cl
+ CH4 → HCl + CH3
Reaksi
diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan
ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya
berkisar antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen
Asam Chlorida.
Pulau
Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia,
terutama disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian yang terpusat di
pulau ini. Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000
ton per tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun. Kota Surabaya pada
tahun 2000 tercatat mengemisikan 0,26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari
berbagai sumber pencemar (Musfil A.S., (2008) dalam Sumahamijaya, I., (2009)).
Mekanisme
proses terbentuknya hujan asam, dapat diamati pada Gambar :
(Sumber: PhysicalGeography.net dalam
Likens, Gene, 2010)
Secara
alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik,
kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas
yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di
atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan
asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik
Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan
asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah
merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini
umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Bukti
terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat
turunnya kadar pH sejak dimulainya revolusi industri dari Ph 6 menjadi 4,5 atau
4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang
menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati
akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom
akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar
kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing
lapisan tersebut.
Sejak
dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida
ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil,
terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini.
Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman
cuka). Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal
berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya
akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas.
Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di
mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah
hujan di sini.
A. Sifat Hujan Asam
Setelah
kita mengetahui tentang proses terjadinya hujan asam, kita akan mengetahui
fakta tentang hujan asam ini. Berikut ini adalah fakta mengenai hujan asam,
yakni sebagai berikut:
Hujan
asam merupakan sebuah hujan yang intensitas terjadinya meningkat ketika terjadi
revolusi industri. Jenis industri yang paling banyak menimbulkan atau memicu
terjadinya hujan asam adalah indistri yang melakukan pembakaran atau yang
mempunyai cerobong asam dan menggunakannya sebagai cara untuk membuang asap
sisa pembakaran.
Penggunaan
cerobong asap memang bisa mengurangi polusi udara yang ada di permukaan Bumi
(khususnya di bagian bawah), namun penggunaan cerobong asap ini justru akan
menambah kontribusi pada penyebaran hujam asam sendiri.
Hujan
asam ini biasanya terjadi di daerah yang lokasinya jauh dari sumber atau
penyebab terjadinya hujan itu sendiri. Di wilayah Bumi, yang paling banyak
mengalami hujan asam adaah di daerah gunung atau pegunungan. Hal ini karena
daerah pegunungan mempunyai curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah atau
kawasan yang ada di sekitarnya.
Pengaruh
dari hujan asam sendiri dapat kita lihat dari beberapa sudut atau beberapa hal,
antara lain adalah menurunnya jumlah ikan yang berada di danau. Selain itu, efek
yang terlihat pada tumbuhan hijau adalah rusaknya lapisan lilin yang ada di
daun tumbuhan
Dari
hujan asam pula kita juga dapat menemui beragam nutrisi akan hilang. Hal ini
akan berakibat pada tumbuhan yang tidak akan tahan pada udara dingin dan juga tidak
tahan terhadap serangan serangga dan juga jamur
Hujan
asam juga akan membuat pertumbuhan akar pada tumbuhan menjadi lambat. Dan
manusia dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit karena adanya hujan asam
ini.
Itulah
beberapa informasi mengenai hujan asam ini. Informasi yang telah disebutkan di
atas menjadi bagian dari sifat yang dimiliki oleh hujan asam ini.
B. Manfaat Hujan Asam
Sebagai
salah satu jenis fenomena alam, hujan sangat dikenal sebagai fenomena alam yang
mempunyai banyak sekali manfaat bagi alam dan juga makhluk hidup yang ada di
dalamnya. Bukan hanya manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan.
Seperti
halnya hujan pada umumnya, hujan asam pun juga mempunyai sisi positif. Sisi
positif ini adalah sisi kemanfaatan dari hujan asam sendiri bagi alam sekitar
atau alam semesta raya. Meskipun sebenarnya hujan asam lebih identik dengan
sesuatu hal yang negatif, namun keberadaannya di Bumi ternyata juga membawa
sedikit manfatat. Satu- satunya manfaat dari hujan asam yang banyak diketahui
oleh banyak orang adalah hujan asam ini mampu melarutkan berbagai mineral yang
sangat di butuhkan oleh binatang dan juga tumbuhan yang ada di Bumi. Kandungan
asam yang tinggi inilah yang mampu melakukannya (melarutkan mineral di dalam
tanah). Sementara hanya inilah manfaat dari hujan asam yang mampu dipecahkan.
Selain manfaat tersebut, masih ada manfaat lain yang akan kita peroleh dari
turunnya hujan asam ini.
C. Dampak Negatif Hujan
Asam
Sesuatu
selain mempunyai manfaat, terkadang juga mempunyai dampak atau kerugian. Hal
ini seperti hukum alam, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Demikian halnya
dengan hujan asam ini. Sisi positif yang dimiliki oleh hujan asam adalah
manfaatnya, dan sisi negatif adalah dampaknya. Seperti yang kita ketahui
bersama dan dijelaskan di bagian awal bahwasannya hujan asam ini bisa membawa
dampak yang bermacam- macam. Dampak- dampak tersebut apabila kita perhatikan
banyak yang bersifat negatif. Agar mengetahui secara lebih lengkap dan lebih
jelas mengenai dampak negatif dari hujan asam, berikut ini adalah dampak
negatif daru hujan asam tersebut:
1.
Danau
dan Laut
Kelebihan
zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi
ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup,
sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam
di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar
dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau.
Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di
sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang
menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Menyebabkan jumlah
ikan yang ada dilaut mengalami penurunan. Hujan asam mempunyai sifat yang
berbeda dengan jenis hujan pada umumnya. Meskipun dari segi warna dan juga rasa
hujan ini seolah tidak bebeda dengan hujan yang lainnya, namun hujan ini
mempunyai kandungan pH yang tidak sama dengan jenis hujan yang lainnya.
Kandungan dari hujan asam ini akan menyebabkan jumlah ikan yang ada di laut
menjadi berkurang. Pengurangan jumlah ikan ini karena ikan- ikan tersebut mati
oleh kandungan yang terdapat pada hujan asam ini. Tidak hanya ikan saja, bahkan
binatang perairan yang lainnya juga bisa terkena dampak dari hujan asam ini.
Binatang- binatang perairan ini mudah untuk mati dengan cepat karena tidak terbiasa
dengan kandungan asam yang dimiliki air hujan tersebut.
2. Tumbuhan
Tanaman
dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun
rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan
dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih
sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Hujan
asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut
sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan
zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi.
Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan
dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang
penyakit, kekeringan dan mati.
Merusak lapisan lilin
yang ada di daun tumbuhan. Hujan
asam juga mempunyai dampak negatif yakni merusak lapisan lilin yang ada di daun
tumbuhan tersebut. Terkadang kita menjumpai beberapa jenis pepohonan yang
mempunyai daun yang dilapisi oleh lapisan lilin. Lapisan lilin ini pastinya
berguna untuk menjaga pohon. Adanya hujan asam ini dapat merusak lapisan lilin
tersebut. Akibatnya daun-daun yang dimiliki oleh pepohonan tersebut akan rusak.
Hilangnya beragam
nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan. Hujan asam juga menyebabkan
hilangnya nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan. Nutrisi- nutrisi tersebut
seperti yang kita ketahui bersama sangatlah penting bagi tumbuhan tersebut.
Sehingga apabila nutrisi hilang dari tumbuhan maka hal ini akan mengakibatkan
tumbuhan menjadi rentan terserang penyakit, seperti tidak tahan dengan cuaca
yang dingin serta mudah terkena seragan hama, virus, serangg, dan juga jamur.
Selain itu, hujan asam juga akan memberikan dampak egatif yang lainnya pada
tumbuhan. Dampak tersebut adalah tumbuhan menjadi cepat layu, dan juga kering,
akibatnya tumbuhan cepat mengalami kematian.
Pertumbuhan akar
tanaman menjadi lambat. Efek
atau dampak dari hujan asam selanjutnya bagi tanaman adalah membuat akar
menjadi lambat untuk tumbuh dan berkembang. Akibatnya, tanaman menjadi sulit
dan cenderung lambat untuk berkembang.
3. Kesehatan Manusia
Dampak
deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang
nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa NOx
dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi
kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran
yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi
buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang
yang sehat.
Akan
tetapi, kuat dugaan bahwa ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam
menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada
timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan
penyakit Alzheimer. Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada
tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian
mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat
meningkat di tahun 1990-an setelah diNew York Times memuat laporan
dari Hubbard Brook Experimental Forest in New Hampshire tentang
banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam
Menyebabkan
manusia mudah terkena beragam penyakit, dan penyakit kulit. Hujan asam ini
ternyata tidak hanya berdampak buruk pada alam, tumbuhan dan juga binatang
saja. Bahkan manusia juga merupakan salah satu yang mendapatkan dampak buruk
dari hujan asam tersebut. Dampak buruk hujan asam terhadap manusia ini
diantaranya pada penyebaran atau kemunculan penyakit tertentu. Penyakit yang muncul
karena adanya hujan asam ini antara lain adalah penyakit paru- paru dan juga
penyakit kulit, seperti luka bakar pada kulit.
4. Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
Membuat besi menjadi
mudah berkarat. Salah
satu dampak negatif dari adanya hujan asam adalah membuta logam besi menjdi
mudah berkarat. Hal ini karena kandungan yang ada di dalam hujan asam tersebut.
Asam yang terlalu banyak akan membuat besi menjadi mudah untuk berkarat. Contoh
yang nyata adalah paku yang terkena unsur asam, pasti akan berkarat daripada
paku yang tidak terkena unsur asam sama sekali.
5. Tanah
Efek
tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini
menyebabkan terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan Potassium,
yang merupakan yamg merupakan mineral utama bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Mineral tersebut digantikan oleh logam berat seperti Al, yang justru
menghambat pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan air. Tanaman kemudian
mulai mati, karena kekurangan air. Adanya pelapukan dalam batang menandakan
terjadinya kerusakan sistem transportasi air pada tanaman. Dr. Ulrich dari
Universitas Gottingen (Jerman) menyimpulkan bahwa hujan asam menghambat
beberapa pohon spruce dan beech mencapai umur lebih dari 30 – 40 tahun (Nandika,
Dodi.,2004).
Itulah
beberapa dampak negatif dari hujan asam yang dapat kita peroleh. Apabila
dilihat dari jensi dampaknya, maka hujan asam ini sangat membahayakan. Oleh
karena itulah kita sebagai manusai yang menghuni Bumi ini harusnya bisa menjaga
agar hujan asam ini tidak jatu atau tidak terjadi di Bumi karena sangat
berbahaya.
D. Cara Mencegah
Terjadinya Hujan Asam
Setelah
membandingkan dampak positif dan juga dampak negatif dari hujan asam ini,
ternyata dampak negatif jauh lebih banyak daripada dampak positifnya. Oleh
karena itulah lebih baik hujan asam ini jangan dibiarkan untuk turun di wilayah
negara kita. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah. Ada beberapa cara untuk
mencegah terjadinya hujan asam ini. beberapa cara untuk mencegah terjadinya hujan
asam adalah sebagai berikut:
- Menggunakan bahan bakar yang mengandung belerang yang rendah
Bahan
bakar yang mengandung kandungan belerang yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam. Minyak bumi memiliki kandungan beleranh yang tinggi. Maka
dari itulah lebih baik penggunaan minyak tanah ini dikurangi dan diganti dengan
alternatif bahan bakar yang lain seperti gas alam. Selain penggunaan gas alam,
kita juga bisa mneggunakan nahan bakan non belerang yang lainnya seperti
methanol, etanol, dan hidrogen.
- Mengaplikasikan prinsip reuse, recycle, dan reduce
Upaya
kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hujan asam ini adalah
menerapkan prinsip reuse, recycle, dan recycle. Reuse adalah menggunakan
barang- barang secara hemat dan tidak boros. Sebagai contoh adalah menggunakan
pakaian yang masih layak untuk digunakan dan menyumbangkan pakaian yang sudah tidak
muat lagi kepada orang yang mmebutuhkan. Reduce yakni mengurangi penggunaan
barang- barang tertentu. Sebagai contoh adalah mengurangi pengguaan tas
palstik, membawa belanjaan sendiri, tidak suka menyisakan makanan, dan memiliki
prosuk- produk refil atau isi ulang. Sedangjan Recycle adalah ikut mendaur
ulang barang- barang yang masih bisa dimanfaatkan, seperti botol bekas, kaleng,
dan juga kertas.
3. Pengendalian
Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa
teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah
dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple
burners (LIMB). Selain itu, bisa juga dilakukan dengan penggunaan Scrubbers. Alat ini
mampu mengurangi emisi sulfur okida hingga 80-95 % (Ophardt, C.O., 2003).
4. Pengendalian Setelah
Pembakaran
Zat
pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi
yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara
lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah
yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
5. Penambahan zat Kapur
Untuk
mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap tanah ataupun danau
dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam tanah atau kedalam danau.
Penambahan kapur kedalam tanah maupun danau dapat menetralkan sifat asam.
6. Reboisasi
Melakukan
Reboisasi atau penanaman kembali. Keberhasilan program reboisasi dan rehabilitasi
lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan
terutama dalam aspek:
a. Fungsi hidrologi
b. Fungsi perlindungan
tanah
c. Stabilitas iklim
mikro
d. Penghasil O2, dan
penyerap gas-gas pencemar udara
e. Potensi sumberdaya
pulih yang dapat dipanen
f.
Pelestarian
sumberdaya plasma nutfah
g. Perkembangbiakan
ternak dan satwa liar
h. Pengembangan
kepariwisataan dan rekreasi
i.
Menciptakan
kesempatan kerja
j.
Penyediaan
fasilitas pendidikan dan penelitian.
Pada
tahun 1970 Amerika mulai mengontrol emisi SO2 dan NOx dengan peraturan
pemerintah. Peraturan ini menentukan standar polutan dari kendaraan
bermotor dan industri. Pada tahun 1990 kongres menyetujui amandemen untuk lebih
memperketat kontrol emisi yang menyebabkan hujan asam. Amandemen tersebut
tercatat mempu mengurangi pengeluaran SO2 dari 23,5 juta ton menjadi
sekitar 16 juta ton. US juga merencanakan untuk mengurangi emisi NOx hingga 5
juta ton pada tahun 2010.
Upaya-
upaya tersebut memanglah terlihat kecil, namun apabila dilakukan secara rutin
upaya- upaya tersebut dapat mengurangi terjadinya hujan asam, sehingga kita
lebih aman dan terbebas dari resiko terkena turunnya hujan asam yang dapat
menyebabkan berbagai bahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar