Jumat, 25 Oktober 2019

HUJAN ASAM



A.     PENGERTIAN
  1. Pengertian Hujan
Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang ada di Bumi selain beragam fenomena alam yang menakjubkan lainnya di dunia. Sebagai salah satu fenomena alam yang ada di Bumi, hujan ini mempunyai banyak sekali jenis. Secara garis besar pembedaan jenis- jenis hujan ini didasarkan pada dua hal, yakni berdasarkan proses terjadinya dan berdasarkan bentuknya.
a.       Jenis hujan apabila dilihat dari proses terjadinya maka dibagi menjadi hujan- hujan sebagai berikut:
1)      Hujan orografis
2)      Hujan frontal
3)      Hujan muson
4)      Hujan zenithal
5)      Hujan buatan
6)      Hujan siklonal

b.      Sementara itu jenis hujan apabila dilihat dari bentuknya maka dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
7)      Hujan es
8)      Hujan salju
9)      Hujan asam
10)  Hujan rintik- rintik, dll.

Itulah beberapa jenis hujan yang dapat kita ketahui bersama. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai satu jenis hujan yang telah disebutkan di atas. Jenis hujan yang akan kita bahas adalah Hujan Asam,

  1. Pengertian Hujan Asam
Sebelum kita membicarakan lebih lanjut mengenai hujan asam, perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai pengertian hujan asam ini. Dari pengertian kemudian kita akan membahas lebih lanjut mengenai yang lainnya. Hujan asam sebagai salah satu jenis hujan apabila dilihat dari bentuknya. Hujan asam mempunyai pengertian sebagai segala bentuk hujan yang memiliki tingkat keasaman atau pH dibawah normal, yakni dibawah 5,6. Secara umum, hujan yang turun di wilayah Indonesia memiliki pH normal sekitar 6. Dan hujan asam ini mempunyai kandungan pH di bawah kadar normal tersebut. Asamnya hujan ini dikarenakan adanya kandungan karbondioksida atau CO yang larut dengan air hujan tersebut dan memiliki bentuk sebagai asam lemah.

B.     Karakteristik Hujan Asam
Seperti jenis hujan lainnya, hujan asam ini juga mempunyai karakteristik khusus yang akan menjadi ciri khasnya dan membedakannya dengan jenis hujan yang lainnya. Karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hujan asam ini hanya dapat kita temukan di hujan asam saja dan tidak di hujan yang lainnya. Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai berikut:
1.       Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7
2.       Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam polusi udara.
3.       Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer
4.       Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
5.       Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah
6.       Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh yang rendah

Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam. Karakteristik yang disebutkan di atas hanyalah sedikit karena merupakan karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam semata dan tidak dimiliki oleh hujan lain. Sedangkan karaktersitik yang lainnya, yakni yang meliputi warna dan juga rasa, hujan asam ini tidak ada bedanya dengan hujan yang lainnya. Sehingga kita akan mengetahui terjadinya hujan asam ini dari kandungan yang dimiliki oleh hujan asam tersebut dan juga dampak yang mugkin ditimbulkan dari hujan asam tersebut.
C.      Penyebab Terjadinya Hujan Asam
Setelah kita mengetahui karakteristik dari hujan asam, selanjutnya kita akan meneruskan tahap perkenalan pada hujan asam ini, yakni membahas mengenai penyebab terjadinya hujan asam. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hujan secara umum disebabkan karena banyak hal. Dan hujan asam ini juga terjadinya disebabkan oleh beberapa hal atau beberapa sebab. Sebab- sebab yang mendatangkan terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:
  1. Karbondioksida atau CO dan karbon monoksida atau CO. Karbondioksida dan karbon monoksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran yang bertemu dengan uap air atau HO. kedua gas ini apabila bertemu akan membentuk asam karbonat atau H2CO3 yang termasuk ke dalam kategori asam lemah.
  2. Hidrogen sulfida atau H2S, sukfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan uap air atau H2O akan membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang meurapakan kategori asam yang kuat.

Itulah penyebab terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab tersebut dapat ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun fenomena alam. Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat menimbulkan terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan gunung berapi kebakaran hutan, peleburan logam, aktivitas pabrik, dan pembangkit listrik.

Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat.
Oksida nitrogen, atau NOx, dan sulfur dioksida, atau SO2, adalah dua sumber utama hujan asam. Sulfur dioksida, yang merupakan gas tidak berwarna, dilepaskan sebagai produk oleh-ketika bahan bakar fosil yang mengandung belerang yang terbakar. Gas ini dihasilkan karena berbagai proses industri, seperti pengolahan minyak mentah, pabrik utilitas, dan besi dan pabrik baja. berarti alam dan bencana juga dapat mengakibatkan belerang dioksida yang dilepaskan ke atmosfer, seperti vegetasi membusuk, plankton, semprot laut, dan gunung berapi, yang semuanya memancarkan sekitar 10% belerang dioksida. Secara keseluruhan, pembakaran industri bertanggung jawab atas 69,4% emisi sulfur dioksida ke atmosfer, dan transportasi kendaraan bertanggung jawab atas sekitar 3,7% (Anonim , 2009).
NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimia-fisika dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut.
Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Atmospheric Deposition Program di Amerika, menunjukkan bahwa pada Tahun 2004 terjadi hujan asam yang diperkirakan disebabkan oleh pembangkit listrik di New Jersey atau Michigan.

Selain fenomena alam maupun beragam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan hujan asam, kita juga perlu mengetahui tenang apa saja gas- gas yang terlibat dalam proses terjadinya hujan asam ini. Beberapa gas yang terlihat dalam proses terjadinya hujan asam ini antara lain adalah:
  1. Karbondioksida atau CO. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran. Hal- hal yang dapat menyebakan karbondioksida ini antara lain adalah pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
  2. Karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas yang diperoleh dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya karbondioksida, karbon monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa aktivitas sebagai berikut:, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain sebagainya
  3. Uap air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanasi oleh sinar matahari.
  4. Hidrogen sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran atau pemanasan belerang.
  5. Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran belerang pula, seperti halnya hidrogen sulfida.
Itulah beberapa gas yang terlibat dalam pembuatan atau terjadinya hujan asam. Ujan asam ini terjadi setelah beberapa gas tersebut akan menghasilkan hujan asam ketika sudah bertemu antara uap air, sebagai contoh karbondioksida dan karbondioksida dengan uap air, serta  hidrogen sulfida dan sulfur dioksida dengan uap air.
D.     Proses Terjadinya Hujan Asam
Seperti halnya hujan pada umumnya yang terbentuk karena melalui beberapa tahapan atau proses terjadinya hujan, hujan asam pun juga demikian. Tahapan- tahapan yang akan dilalui dalam proses terjadinya hujan asam ini setidaknya ada enam tahapan. Tahapan- tahapan tersebut akan disajikan secara urut dan disebut dengan kronologis. Berikut ini akan dipaparkan mengenai tahapan- tahapan terjadinya hujan asam ini secara urutm yakni:

  1. Di Bumi terdapat beragam aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas manusia yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam, seperti karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfur.
  2. Kemudian di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air yang banyak.
  3. Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas- gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida dan karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur dan sulfur oksida dengan uap air.
  4. Adanya pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini akan menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat kuat.
  5. Kemudian kandungan yang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.
  6. Ketika sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air. Titik- titik air inilah yeng menjadi hujan. Hujan inilah yang yang dinamakan sebgai hujan asam

Itulah kronologi atau tahapan proses terjadinya hujan asam. Tahapan- tahapan yang telah disebutkan di atas disajikan secaraa urut sehingga membentuk suatu kronologi. Untuk mengetaui lebih jelas dan lebih mendetail mengenai proses terjadinya hujan asam, disamping adalah visualisasi dari proses trejadinya hujan asam ini. Dalam gambar tersebut tampak asap yang diphasilkan sisa pembakan pabrik yang keluar dari cerobong asap menuju ke arah atas udara. Kemudian bercampur dengan uap air, yang pada akhirnya menghasikan hujan. Hujan ini turun di tempat yang jauh dari sumbernya karena telah terbawa oleh angin.

E.      Reaksi
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin. Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana seperti dibawah ini.
1.      Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)
Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya.
SO2 + OH HSO3
HSO3 + O2  HO2 + SO3
SO3 + H2O   H2SO4
Selanjutnya apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida (NO) maka radikan hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO + HO2  NO2 + OH
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
2.       Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)
Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida dengan radikal hidroksil.
NO+ OH HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3  NO3 + O2
NO2 + NO3  N2O5
N2O5 + H2O  HNO3
Didaerah peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada tanahnya mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea. Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan membentuk ammonia hingga memungkinkan penetralan asam yang ada di udara.
HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam keras dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh sebab itu, presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun (Manahan, 1994 dalam Rahmawaty, 2002).
3.      Pembentukan Asam Chlorida (HCl)
Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya melibatkanChloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) Cl* + produk
CFC + O* ClO + produk
O* + ClO Cl* + O2
Cl + CH4  HCl + CH3
Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen Asam Chlorida.
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia, terutama disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian yang terpusat di pulau ini. Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun. Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 0,26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar (Musfil A.S., (2008) dalam Sumahamijaya, I., (2009)).

Mekanisme proses terbentuknya hujan asam, dapat diamati pada Gambar :



(Sumber: PhysicalGeography.net dalam Likens, Gene, 2010)
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya revolusi industri dari Ph 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.

A.     Sifat Hujan Asam
Setelah kita mengetahui tentang proses terjadinya hujan asam, kita akan mengetahui fakta tentang hujan asam ini. Berikut ini adalah fakta mengenai hujan asam, yakni sebagai berikut:
Hujan asam merupakan sebuah hujan yang intensitas terjadinya meningkat ketika terjadi revolusi industri. Jenis industri yang paling banyak menimbulkan atau memicu terjadinya hujan asam adalah indistri yang melakukan pembakaran atau yang mempunyai cerobong asam dan menggunakannya sebagai cara untuk membuang asap sisa pembakaran.
Penggunaan cerobong asap memang bisa mengurangi polusi udara yang ada di permukaan Bumi (khususnya di bagian bawah), namun penggunaan cerobong asap ini justru akan menambah kontribusi pada penyebaran hujam asam sendiri.
Hujan asam ini biasanya terjadi di daerah yang lokasinya jauh dari sumber atau penyebab terjadinya hujan itu sendiri. Di wilayah Bumi, yang paling banyak mengalami hujan asam adaah di daerah gunung atau pegunungan. Hal ini karena daerah pegunungan mempunyai curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah atau kawasan yang ada di sekitarnya.
Pengaruh dari hujan asam sendiri dapat kita lihat dari beberapa sudut atau beberapa hal, antara lain adalah menurunnya jumlah ikan yang berada di danau. Selain itu, efek yang terlihat pada tumbuhan hijau adalah rusaknya lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan
Dari hujan asam pula kita juga dapat menemui beragam nutrisi akan hilang. Hal ini akan berakibat pada tumbuhan yang tidak akan tahan pada udara dingin dan juga tidak tahan terhadap serangan serangga dan juga jamur
Hujan asam juga akan membuat pertumbuhan akar pada tumbuhan menjadi lambat. Dan manusia dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit karena adanya hujan asam ini.
Itulah beberapa informasi mengenai hujan asam ini. Informasi yang telah disebutkan di atas menjadi bagian dari sifat yang dimiliki oleh hujan asam ini.

B.     Manfaat Hujan Asam
Sebagai salah satu jenis fenomena alam, hujan sangat dikenal sebagai fenomena alam yang mempunyai banyak sekali manfaat bagi alam dan juga makhluk hidup yang ada di dalamnya. Bukan hanya manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan.
Seperti halnya hujan pada umumnya, hujan asam pun juga mempunyai sisi positif. Sisi positif ini adalah sisi kemanfaatan dari hujan asam sendiri bagi alam sekitar atau alam semesta raya. Meskipun sebenarnya hujan asam lebih identik dengan sesuatu hal yang negatif, namun keberadaannya di Bumi ternyata juga membawa sedikit manfatat. Satu- satunya manfaat dari hujan asam yang banyak diketahui oleh banyak orang adalah hujan asam ini mampu melarutkan berbagai mineral yang sangat di butuhkan oleh binatang dan juga tumbuhan yang ada di Bumi. Kandungan asam yang tinggi inilah yang mampu melakukannya (melarutkan mineral di dalam tanah). Sementara hanya inilah manfaat dari hujan asam yang mampu dipecahkan. Selain manfaat tersebut, masih ada manfaat lain yang akan kita peroleh dari turunnya hujan asam ini.

C.      Dampak Negatif Hujan Asam
Sesuatu selain mempunyai manfaat, terkadang juga mempunyai dampak atau kerugian. Hal ini seperti hukum alam, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Demikian halnya dengan hujan asam ini. Sisi positif yang dimiliki oleh hujan asam adalah manfaatnya, dan sisi negatif adalah dampaknya. Seperti yang kita ketahui bersama dan dijelaskan di bagian awal bahwasannya hujan asam ini bisa membawa dampak yang bermacam- macam. Dampak- dampak tersebut apabila kita perhatikan banyak yang bersifat negatif. Agar mengetahui secara lebih lengkap dan lebih jelas mengenai dampak negatif dari hujan asam, berikut ini adalah dampak negatif daru hujan asam tersebut:
1.       Danau dan Laut
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Menyebabkan jumlah ikan yang ada dilaut mengalami penurunan. Hujan asam mempunyai sifat yang berbeda dengan jenis hujan pada umumnya. Meskipun dari segi warna dan juga rasa hujan ini seolah tidak bebeda dengan hujan yang lainnya, namun hujan ini mempunyai kandungan pH yang tidak sama dengan jenis hujan yang lainnya. Kandungan dari hujan asam ini akan menyebabkan jumlah ikan yang ada di laut menjadi berkurang. Pengurangan jumlah ikan ini karena ikan- ikan tersebut mati oleh kandungan yang terdapat pada hujan asam ini. Tidak hanya ikan saja, bahkan binatang perairan yang lainnya juga bisa terkena dampak dari hujan asam ini. Binatang- binatang perairan ini mudah untuk mati dengan cepat karena tidak terbiasa dengan kandungan asam yang dimiliki air hujan tersebut.
2.       Tumbuhan
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati.
Merusak lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan. Hujan asam juga mempunyai dampak negatif yakni merusak lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan tersebut. Terkadang kita menjumpai beberapa jenis pepohonan yang mempunyai daun yang dilapisi oleh lapisan lilin. Lapisan lilin ini pastinya berguna untuk menjaga pohon. Adanya hujan asam ini dapat merusak lapisan lilin tersebut. Akibatnya daun-daun yang dimiliki oleh pepohonan tersebut akan rusak.
Hilangnya beragam nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan. Hujan asam juga menyebabkan hilangnya nutrisi yang dimiliki oleh tumbuhan. Nutrisi- nutrisi tersebut seperti yang kita ketahui bersama sangatlah penting bagi tumbuhan tersebut. Sehingga apabila nutrisi hilang dari tumbuhan maka hal ini akan mengakibatkan tumbuhan menjadi rentan terserang penyakit, seperti tidak tahan dengan cuaca yang dingin serta mudah terkena seragan hama, virus, serangg, dan juga jamur. Selain itu, hujan asam juga akan memberikan dampak egatif yang lainnya pada tumbuhan. Dampak tersebut adalah tumbuhan menjadi cepat layu, dan juga kering, akibatnya tumbuhan cepat mengalami kematian.
Pertumbuhan akar tanaman menjadi lambat. Efek atau dampak dari hujan asam selanjutnya bagi tanaman adalah membuat akar menjadi lambat untuk tumbuh dan berkembang. Akibatnya, tanaman menjadi sulit dan cenderung lambat untuk berkembang.
3.      Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa NOx dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Akan tetapi, kuat dugaan bahwa ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer. Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat di tahun 1990-an setelah diNew York Times memuat laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest in New Hampshire tentang banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam
Menyebabkan manusia mudah terkena beragam penyakit, dan penyakit kulit. Hujan asam ini ternyata tidak hanya berdampak buruk pada alam, tumbuhan dan juga binatang saja. Bahkan manusia juga merupakan salah satu yang mendapatkan dampak buruk dari hujan asam tersebut. Dampak buruk hujan asam terhadap manusia ini diantaranya pada penyebaran atau kemunculan penyakit tertentu. Penyakit yang muncul karena adanya hujan asam ini antara lain adalah penyakit paru- paru dan juga penyakit kulit, seperti luka bakar pada kulit.
4.       Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
Membuat besi menjadi mudah berkarat. Salah satu dampak negatif dari adanya hujan asam adalah membuta logam besi menjdi mudah berkarat. Hal ini karena kandungan yang ada di dalam hujan asam tersebut. Asam yang terlalu banyak akan membuat besi menjadi mudah untuk berkarat. Contoh yang nyata adalah paku yang terkena unsur asam, pasti akan berkarat daripada paku yang tidak terkena unsur asam sama sekali.
5.      Tanah
Efek tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini menyebabkan terjadinya pencucian mineral  seperti Ca, Mg, dan Potassium, yang merupakan yamg merupakan mineral utama bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mineral tersebut digantikan oleh logam berat seperti Al, yang justru menghambat pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan air. Tanaman kemudian mulai mati, karena kekurangan air. Adanya pelapukan dalam batang menandakan terjadinya kerusakan sistem transportasi air pada tanaman. Dr. Ulrich dari Universitas Gottingen (Jerman) menyimpulkan bahwa hujan asam menghambat beberapa pohon spruce dan beech mencapai umur lebih dari 30 – 40 tahun (Nandika, Dodi.,2004).

Itulah beberapa dampak negatif dari hujan asam yang dapat kita peroleh. Apabila dilihat dari jensi dampaknya, maka hujan asam ini sangat membahayakan. Oleh karena itulah kita sebagai manusai yang menghuni Bumi ini harusnya bisa menjaga agar hujan asam ini tidak jatu atau tidak terjadi di Bumi karena sangat berbahaya.

D.     Cara Mencegah Terjadinya Hujan Asam
Setelah membandingkan dampak positif dan juga dampak negatif dari hujan asam ini, ternyata dampak negatif jauh lebih banyak daripada dampak positifnya. Oleh karena itulah lebih baik hujan asam ini jangan dibiarkan untuk turun di wilayah negara kita. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya hujan asam ini. beberapa cara untuk mencegah terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:

  1. Menggunakan bahan bakar yang mengandung belerang yang rendah
Bahan bakar yang mengandung kandungan belerang yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Minyak bumi memiliki kandungan beleranh yang tinggi. Maka dari itulah lebih baik penggunaan minyak tanah ini dikurangi dan diganti dengan alternatif bahan bakar yang lain seperti gas alam. Selain penggunaan gas alam, kita juga bisa mneggunakan nahan bakan non belerang yang lainnya seperti methanol, etanol, dan hidrogen.
  1. Mengaplikasikan prinsip reuse, recycle, dan reduce
Upaya kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hujan asam ini adalah menerapkan prinsip reuse, recycle, dan recycle. Reuse adalah menggunakan barang- barang secara hemat dan tidak boros. Sebagai contoh adalah menggunakan pakaian yang masih layak untuk digunakan dan menyumbangkan pakaian yang sudah tidak muat lagi kepada orang yang mmebutuhkan. Reduce yakni mengurangi penggunaan barang- barang tertentu. Sebagai contoh adalah mengurangi pengguaan tas palstik, membawa belanjaan sendiri, tidak suka menyisakan makanan, dan memiliki prosuk- produk refil atau isi ulang. Sedangjan Recycle adalah ikut mendaur ulang barang- barang yang masih bisa dimanfaatkan, seperti botol bekas, kaleng, dan juga kertas.
3.      Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB). Selain itu, bisa juga dilakukan dengan penggunaan Scrubbers. Alat ini mampu mengurangi emisi sulfur okida hingga 80-95 % (Ophardt, C.O., 2003).
4.      Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
5.      Penambahan zat Kapur
Untuk mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap tanah ataupun danau dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam tanah atau kedalam danau. Penambahan kapur kedalam tanah maupun danau dapat menetralkan sifat asam.
6.      Reboisasi
Melakukan Reboisasi atau penanaman kembali. Keberhasilan program reboisasi dan rehabilitasi lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan terutama dalam aspek:
a.       Fungsi hidrologi
b.      Fungsi perlindungan tanah
c.       Stabilitas iklim mikro
d.      Penghasil O2, dan penyerap gas-gas pencemar udara
e.       Potensi sumberdaya pulih yang dapat dipanen
f.        Pelestarian sumberdaya plasma nutfah
g.      Perkembangbiakan ternak dan satwa liar
h.      Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi
i.         Menciptakan kesempatan kerja
j.         Penyediaan fasilitas pendidikan dan penelitian.

Pada tahun 1970 Amerika mulai mengontrol emisi SO2 dan NOx dengan peraturan pemerintah. Peraturan ini menentukan standar polutan dari kendaraan bermotor dan industri. Pada tahun 1990 kongres menyetujui amandemen untuk lebih memperketat kontrol emisi yang menyebabkan hujan asam. Amandemen tersebut tercatat mempu mengurangi pengeluaran SO2 dari 23,5 juta ton menjadi sekitar 16 juta ton. US juga merencanakan untuk mengurangi emisi NOx hingga 5 juta ton pada tahun 2010.

Upaya- upaya tersebut memanglah terlihat kecil, namun apabila dilakukan secara rutin upaya- upaya tersebut dapat mengurangi terjadinya hujan asam, sehingga kita lebih aman dan terbebas dari resiko terkena turunnya hujan asam yang dapat menyebabkan berbagai bahaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar